Sabtu, 03 Desember 2016

PSIKOLOGI MANAJEMEN

Nama: Sherly Anggraeni. Kelas: 3PA10. NPM: 1A514226. Tugas:2. Deadline: 6 Desember 2016. Pukul: 12 Malam.


PT. SUNDANG

            Perkembangan dunia bisnis  dalam era ekonomi global saat ini mengalami fase persaingan pasar yang ketat baik dalam hal produk dan jasa maupun pelayanan terhadap konsumen (costumer service). Karyawan bagian pemasaran merupakan agen perusahaan yang memiliki fungsi organisasi dan serangkaian proses mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai produk atau jasa perusahaan kepada pelanggan. Keberhasilan kerja karyawan bagian pemasaran ditentukan oleh seberapa besar pencapaian target yang diperolehnya dalam kurun waktu tertentu. Sehingga karyawan bagian pemasaran dituntut mampu melakukan pemasaran yang maksimal sesuai target yang diberikan oleh pihak perusahaan. Dalam hal ini faktor psikologis sangat berpengaruh terhadap performansi kinerja karyawan bagian pemasaran. Rasa optimasi dan keyakinan diri merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki dalam upayanya meraih target yang maksimal.

            Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membangun rasa optimis terhadap pencapaian target karyawan bagian pemasaran adalah dengan meningkatkan efikasi diri dalam bekerja. Efikasi diri adalah keyakinan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuannya dalam melaksanakan suatu tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil Bandura (1997). Efikasi diri merupakan hasil proses kognitif berupa keputusan, keyakinan atau pengharapan individu. Bandura menyatakan bahwa efikasi diri dapat tumbuh dan dipelajari melalui empat sumber yaitu pencapaian prestasi, pengalaman orang lain, persuasi verbal, dan kondisi psikologis.

            I. Judul Training
Pelatihan efikasi diri terhadap peningkatan optimisme pencapaian target pada karyawan bagian pemasaran.
          II. Tujuan
Tujuan dari pelatihan efikasi diri adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan efikasi diri pada karyawan bagian pemasaran.
2. Dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan terkait efikasi diri sehingga bisa diterapkan dalam menjalankan aktivitas kerjanya.
3. Memberikan nilai tambah bagi setiap peserta berupa skill meningkatkan efikasi diri mereka di tempat kerja.
4. Melatih karyawan untuk membentuk keyakinan terhadap potensi yang dimilikinya.
5. Karyawan mampu memahami konsep manajemen waktu.
6. Melatih karyawan menerapkan manajemen waktu.
7. Karyawan mampu membentuk persepsi positif dalam menghadapi stimulus yang dihadapinya.
8. Melatih karyawan untuk menerapkan bentuk keyakinan terhadap persepsi positif yang dimilikinya.
          III. Materi Kegiatan
Materi pelatihan adalah sebagai berikut:
1.  Penguasaan keberhasilan pengalaman pribadi.
2.  Eksplorasi pengalaman keberhasilan dari orang lain.
3.  Persuasi verbal dari lingkungan sekitar.
4.  Pembentukan citra diri yang positif.
5.  Manajemen waktu.
         IV. Peserta
Peserta adalah karyawan bagian pemasaran PT. Sundang.
          V. Desain Pelatihan
Desain pelatihan menggunakan sistem indor training. Metode yang digunakan meliputi experience learning, dengan ceramah, simulasi-simulasi, tanya jawab, diskusi, pengisian lembar kerja, dan game.
         VI. Pelatih
Karena materi dan metode penyajian sangat bersifat psikologis, maka pemilihan pelatih adalah pada sarjana psikologi. Pelatihan ini menggunakan satu orang pelatih dan dibantu dua orang pendamping pelatih.
     VII. Waktu
Waktu secara keseluruhan untuk menyelenggarakn pealatihan adalah dua hari.
      VIII. Waktu Pelatihan
Hari / tanggal : Sabtu, 03/12/2016
Waktu             : 08.00-21.30.
Tempat           : Aston Anyer Beach Club.

Jadwal Hari ke-1 Pelatihan Efikasi Diri
Waktu
Acara
Kegiatan / Materi
08.00-08.45
Pembukaan
Sambutan direktur PT. Sundang.
Perkenalan tim pelatihan.
Penjelasan tujuan pelatihan.
Diskusi peraturan selama pelatihan berlangsung.
08.45-09.30
Ice Breaking
Permainan Perkenalan.
Pengetahuan.
Pre test.
09.30-10.00
Coffe Break

10.00-12.00
Materi I
Definisi konsep efikasi diri.
Menggali potensi prestasi diri.
Kebuthan berprestasi sebagai motivasi.
(Ceramah dan penulisan lembar kerja)
12.00-13.00
Ishoma

13.00-15.00
Materi II
Belajar terhadap kesuksesan orang lain.
(Cermah dan tanya jawab)
15.00-16.00
Ishoma

16.00-18.00
Materi III
Dukungan lingkungan.
Komunikasi persuasif.
(Ceramah dan diskusi)
18.00-19.30
Ishoma

19.30-21.00
Penutup
Refleksi dan penguatan diri.
Evaluasi pelaksanaan pelatihan.
21.00-21.30
Penutup
Post Test.


Hari / tanggal  : Minggu, 04-12-2016
Waktu             : 07.30-18.00
Tempat            : Aston Anyer Beach Club.

Jadwal Hari ke-2 Pelatihan Efikasi Diri
Waktu
Acara
Kegiatan / Materi
07.30-08.15
Breakfast

08.15-10.15
Materi I
Pembentukan citra diri.
Pembentukan persepsi positif.
(Ceramah, simulasi, dan penulisan lembar kerja)
10.15-12.00
Game

12.00-13.00
Ishoma

13.00-15.00
Materi II
Manajemen Waktu.
(Ceramah dan penulisan lembar kerja)
15.00-16.00
Ishoma

16.00-17.30
Review
Terminasi dan review materi keseluruhan.
17.30-18.00
Penutup
Post Test.

Selasa, 29 November 2016

PSIKOLOGI MANAJEMEN

Nama: Sherly Anggraeni . Kelas: 3PA10 . NPM: 1A514226 . Tugas:1 . Deadline: 29 November 2016. Pukul 12 malam


Pengembangan SDM: Job Design → Job Description

Job Design
Suatu usaha pengelolaan sumber daya manusia untuk mengurangi ketidakpuasan dan keluhan dari pekerja karena pengelolaan pekerjaan yang kurang baik dengan melakukan pelebaran atau pemfokusan deskripsi pekerjaan sehingga produktivitas bisa lebih meningkat.

Job Design mencakup beberapa hal sebagai berikut ini:
1. Job Specialization yaitu melakukan pembagian – pembagian pekerjaan menjadi suatu bagian kecil yang dikhususkan bagi para ahli dibidangnya dengan tujuan agar pekerjaan bisa lebih fokus dan efektif.
2.  Job Expansion yaitu melakukan penambahan suatu variasi pada pekerjaan agar pekerjaan lebih variatif sehingga tidak kaku dan membosankan.

Manfaat Job Design:
1.    Meningkatkan kemampuan dan pengalaman kerja pekerja.
2.    Meningkatkan kenyamanan kerja.
3.    Meningkatkan tanggungjawab dan kedisplinan kerja.
4.    Meminimalkan energi yang dikerjakan.
5.    Meningkatkan produktivitas perusahaan.
6.    Menciptakan lingkungan kerja yang seimbang.

Job Description
Gambaran suatu pekerjaan yang menjelaskan mengapa adanya suatu pekerjaan, kondisinya, hubungan dengan bagian lain, dan tanggungjawan dari pekerjaan tertentu.

Manfaat Job Description:
1.    Mengoptimalkan peran dan tanggungjawab pekerja
2.    Memotivasi dan meningkatkan kemampuan pekerja.
3.    Meningkatkan rasa tanggungjawab pekerja.
4.    Menempatkan seseorang pada bagian yang tepat.
5.    Sebagai batasan untuk menunjang mencapai visi dan misi organisasi.

Pendekatan psikologis untuk Job design

Pendekatan psikologis untuk Job design ditandai dengan korelasi antara asumsi efektivitas dan efisiensi  kepuasan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan. Banyak psikolog percaya bahwa kepuasan ini adalah kunci untuk memungkinkan orang untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri (Maslow, 1943) yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan sangat penting untuk bekerja dengan motivasi.

Tiga teknik dalam job design anatara lain job enlargement, job enrichment, and sociotechnical job design.

1.    Job enlargement.
Pada awal 1800-an, seorang berkebangsaan Inggris menunjukkan bahwa sepuluh orang melakukan masing-masing satu tugas, bisa menghasilkan satu pon pin selama sekitar seperempat dari biaya yang dikeluarkan ketika satu pon diproduksi oleh satu orang yang melakukan semua tugas (Babbage, 1835).

Tapi ada juga yang sangat suka melakukan tugas yang sama berulang-ulang, delapan jam sehari, lima hari seminggu, monoton, dan banyak ditemukan itu membosankan dan tak berarti. Job design memiliki strategi mencoba untuk mengurangi atau menghilangkan masalah ini. Potensial ini disebut enlargement.

Job enlargement adalah rencana untuk membuat pekerjaan "lebih besar", atau lebih luas, dengan menambah jumlah tugas pekerjaan setiap orang. Biasanya, tugas-tugas ini berada di sekitar tingkat keterampilan atau kesulitan yang sama dengan tugas aslinya. Contohnya  seorang tenaga telemarketing, diminta untuk melakukan panggilan lebih banyak lagi.

Laporan dari penelitian awal yang menjadi efek sukses dari job enlargement. Kisah sukses klasik di terbitkan oleh Kilbridge (1960). Dalam penelitian tersebut, job enlargement dari perakitan pompa air dari satu tugas menjadi meerakit, memeriksa, dan menguji keseluruhan pompa yang menghasilkan penghematan yang cukup besar untuk perusahaan. Ketika kepuasan kerja, bukan kinerja, adalah kriterianya, hasilnya lebih menguntungkan.

Manfaat Job enlargement:
1.   Monoton berkurang: ketertarikan pekerjaan mungkin muncul pada awalnya, orang cepat atau lambat mengeluh bosan dan monoton. Job pembesaran jika direncanakan dengan hati-hati dapat membantu mengurangi kebosanan dan membuatnya lebih memuaskan dan memenuhi untuk karyawan.
2.  Peningkatan Fleksibiitas Kerja: Ada tambahan jumlah tugas individu melakukan. Ada peningkatan melaksanakan tugas-tugas yang cukup banyak namun sangat mirip dalam aspek tertentu.
3.  Melatih Keahlian yang dibutuhkan: Sejak individu telah melakukan tugas di masa lalu, tidak ada masalah yang besar untuk menanamkan keterampilan baru. Namun orang dan intervensi manajemen waktu mungkin diperlukan. Sehingga pekerja menjadi lebih motivasi untuk yang melakukan itu.

2.    Job Enrichment
Job Enrichment hampir sama dengan job enlargement. Hanya bedanya, jika job enlargement menambah dalam kuantitas, maka job enrichment menambah pekerjaan dalam hal kualitas, atau kompleksitasnya. Misalnya, seorang teknisi yang biasanya menangani mesin, kemudian ditugaskan untuk menangani mesin baru yang lebih kompleks.

Job enlargement bekerja pada asumsi bahwa makna dari pekerjaan itu tergantung pada jumlah dan tugas yang dilakukan terhadap pekerjaan secara keseluruhan. Sebaliknya, job enrichment menganggap bukan dari jumlah tugas melainkan kualitas dari tugasnya.

Dalam penerapannya yang praktis, job enrichment biasanya berarti memberikan orang tanggung jawab lebih dan kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perencanaan, penjadwalan, dan mengendalikan pekerjaan mereka sendiri.

Manfaat  Job Enrichment:
Penelitian studi tentang job enrichment menemukan penurunan tingkat ketidakhadiran di antara karyawan, perputaran karyawan berkurang dan peningkatan manifold dalam kepuasan kerja. Namun, Ada kasus tertentu di mana pengayaan pekerjaan dapat menyebabkan penurunan produktivitas, terutama bila karyawan tidak dilatih dengan benar. Bahkan setelah pelatihan proses tidak bisa menunjukkan hasil yang segera, dapat merugikan produktivitas.

3.  Socio-technical Job designsPandangan socio-technial dari oraganisasi adalah pandangan sistem yang menekankan perlunya kesesuaian antara manusia dan komponen teknologi dalam sebuah organisasi (Trist & Bamforth, 1951). Dalam pandangan ini, job design dan organisasi sosial tergantung pada teknologi kerja sampai batas tertentu.

     Aplikasi yang paling terkenal dari strategi socio-technical adalah salah satu yang dihasilkan dari serangkaian percobaan di pabrik Saab-Scania di Swedia pada akhir tahun 1960. Saab menggunakan desain sociotechnical, tetapi keberhasilan program ini menyebabkan sejumlah perusahaan lain untuk mengadopsi prinsip-prinsip ini.

   Sociotechnical tim desain pekerjaan sering citied sebagai bentuk pengayaan pekerjaan, tetapi juga mewujudkan prinsip-prinsip dasar pekerjaan pembesaran-tugas berbagai dan keterlibatan individu dengan pekerjaan yang harus dilakukan pada tingkat yang bermakna.

Pengembangan SDM: Pelatihan (jangka pendek) dan Pengembangan (jangka panjang)
(Training and Development)

Pelatihan (Training)
Suatu proses peningkatan dan usaha untukmenyempurnakan bakat, keterampilan, kecakapan, kemampuan dan keahlian karyawandalam menjalankan tugas pekerjaannya serta guna mewujudkan tujuan perusahaan.Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusiadalam dunia kerja. Karyawan baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlumengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.

Ada dua metode pelatihan yang dapat digunakan menurut Handoko (2010:110-114) yaitu :

1.    Metode On The Job Training
Ada beberapa metode On The JobTraining, yaitu :
a.  Rotasi Jabatan
b. Memberikan instruksi pekerjaan
c. Magang
d. Coaching
e. Penugasan sementara

2.    Metode Off The Job Training 
Macam-macam teknik Off The Job Training, yaitu:
a. Kuliah
b. Presentasi Video
c. Self Study
d. Metode Studi Kasus
e. Vestibule Training

Ciri-ciri metode On The Job Training:
1. Dilaksanakan di tempat kerja.
2. Dilaksanakan pada setiap karyawan yang baru pindah kebagian lain (mutasi),yang berganti
    tugas dan tanggungjawabnya, dan karyawan yang menunjukkan prestasi kurang baik dalam
    pekerjaannya.
3. Dilaksanakan untuk memberikan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaantertentu
    sesuai dengan
    tuntutan kemampuan bagi pekerjaan tersebut dan sebagaialat untuk menaikkan jabatan.
4. Pengetahuan/keterampilan berupa pengalaman (praktik langsung).
5. Dilaksanakan secara individual.
6.  Biaya relatif kecil.

Ciri-ciri dari metode off the job training:
1. Dilaksanakan dalam suatu ruangan/kelas (diluar tempat kerja) atau dilaksanakan pada
    lokasi terpisah dengan tempat kerja.
2. Dilaksanakan pada karyawan yang bekerja tetap untuk mengembangkan diri
    dan pengembangan karir.
3. Dipergunakan apabila banyak pekerja yang harus dilatih dengan cepat sepertihalnya dalam
    penguasaan pekerjaan.
3. Pengetahuan/keterampilan berupa konsep.
4. Dilaksanakan secara kelompok.
5. Biaya yang dikeluarkan relatif besar.

Persamaan dari metode on the job training dan off the job training:
1. Dilakukan untuk mengembangkan kemampuan karyawan agar memilikikecakapan yang
    menunjang pekerjaannya.
2. Dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan dan kinerja perusahaan.
3. Dilakukan oleh suatu instansi atau perusahaan.

Pengembangan (Development)
Suatu usaha yang sistematis dan terorganisir yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengn kebutuhan pekerjaan atau jabatan untuk dapat memperoleh tujuan umum bersama.

Perbedaan pelatihan dan pengembangan menurut Malik, 2011:
No
Faktor Pembeda
Pelathihan
Pengembangan
1.
Tujuan
Peningkatan kemampuan individu untuk jabatan saat ini
Peningkatan kemampuan individu untuk jabatan yang akan datang
2.
Sasaran hasil
Peningkatan kinerja jangka pendek
Peningkatan kinerja jangka panjang
3
Orientasi
Kebutuhan jabatan sekarang
Kebutuhan perubahan terencana atau tidak terencana
4
Efek terhadap karir
Keterkaitan dengan karir relatif rendah
Keterkaitan dengan karir relatif tinggi
5
Jangka waktu pelaksanaan
Relatif singkat
Relatif lama
6
Peserta
Tenaga kerja nonmanajerial
Tenaga kerja manajerial
7
Materi
Berkaitan dengan keterampilan bisnis
Berkaitan dengan keterampilan pengetahuan dan konseptual

Persamaan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia:
1. Pelatihan dan Pengembangan dilaksanakan berdasarkan prosedur sistematis dan
    terorganisir.
2. Pelatihan dan pengembangan dibutuhkan bagi karyawan baru yang baru diterima oleh
   perusahaan karena pendidikan dan pengalaman kerja sebelumnya yang telahdimiliki oleh karyawan tersebut belum sesuai dengan kebutuhan karyawan.
3.  Pelatihan dan pengembangan dibutuhkan bagi karyawan lama yang akandipromosikan atau dipindahkan ke jabatan baru sehingga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk jabatan barunya.

Manfaat Pelatihan dan Pengembangan:
1.    Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas.
2.    Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
3.    Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia.
4.    Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
5.    Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.

🔼Menentukan tujuan pelatihan & pengembangan dan analisis kebutuhan pelatihan & pengembangan
      Ø  Job analysis
      Ø  Critical-incidents technique
      Ø  Performance apprasial
      Ø  Self assesment
      🔼The training staff (trainer)
      🔼Metode → kuliah, studi kasus, role play, simulasi, percobaan dan revisi, dll.
🔼 Teori
🔼Pasca training
         Transfer of training merupakan aplikasi yang efektif dan berkelanjutan yang bagian dari
         dilatih oleh pelatih untuk keterampilan pekerjaan dan latihan. Tujuannya agar diaplikasikan
         dalam pekerjaan. Karena dengan mengetahui transfer of training maka akan mengetahui   bagaimana pemindahan ilmu pengetahuan dari pendidik kepada terdidik supaya   diaplikasikan secara efektif dalam pekerjaan. Transfer of training termasuk bagian
   dari 
transfer of learning dan transfer of thinking yang membentuk satu kesatuan
   menjadi 
transfer of meaning.
       Macam-macam transfer of training, yaitu:
        1. Transfer of training bernilai positif, hasil pelatihan yang akan meningkatkan pekerjaan.
        2. Transfer of training bernilai negatif, hasil pelatihan yang akan menurunkan pekerjaan.
        3. Transfer of training bersifat netral, hasil pelatihan tidak memperoleh pekerjaan.
      🔼Implementasi dan evaluasi

Jenis-jenis training:
1. Skill Training
Skill training atau yang dikenal juga dengan pelatihan keahlian adalah jenis training yang diadakan dengan tujuan agar peserta mampu menguasai sebuah skill atau keterampilan baru yang berhubungan dengan pekerjaannya. Keahlian yang diajarkan dalam training biasanya akan diberikan kepada karyawan yang dianggap belum menguasai atau masih kurang nilainya dalam sebuah keahlian tertentu. Contoh skill training misalnya adalah training manajemen atau training leadership.
2. Retraining
Retraining atau pelatihan ulang adalah Training SDM yang diberikan kepada karyawan untuk menghadapi tuntutan kerja yang semakin berskembang. Teknologi, ilmu pengetahuan, dan dunia yang semakin berkembang memaksa semua orang untuk terus maju dan menyesuaikan diri tidak terkecuali karyawan perusahaan. Mereka harus selalu menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman dan inovasi terbaru sehingga mereka memiliki kompetensi yang tidak kalah dengan karyawan dari perusahaan – perusahaan lain. Salah satu contoh dari retraining adalah training penggunaan komputer hingga internet bagi karyawan yang selama ini hanya menggunakan mesin ketik untuk membuat dokumen – dokumen perusahaan.
3. Cross Functional Training
Cross functional training merupakan training yang dilakukan dengan meminta karyawan untuk melakukan aktivitas pekerjaan tertentu diluar bidang pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Cross training sangat bermanfaat bagi semua karyawan sehingga mereka mampu memahami cara kerja organisasi perusahaan secara lebih luas tidak hanya berkutat pada tugas kerjanya saja. Salah satu contoh cross functional training adalah meminta staff bagian keuangan untuk membantu tugas staff HRD dalam menyeleksi karyawan baru.
4. Creativity Training
Training kreatifitas merupakan sebuah Training SDM yang bertolak belakang dari anggapan bahwa kreatifitas sebenarnya bukan bakat melainkan sebuah skill yang bisa dipelajari. Dalam perusahaan sendiri, ada berbagai posisi dan jabatan yang membutuhkan kreatifitas tinggi diantaranya adalah marketing, manajer, promosi, supervisor, dan lain sebagainya. Mereka dituntut untuk bisa kreatif dalam memimpin anak buahnya serta bisa kreatif menelurkan ide – ide baru yang segar dan inovatif untuk kepentingan perusahaan. Training kreatifitas harus ditunjang dengan kebebasan berpendapat dan mengeluarkan gagasan selama gagasan dan pendapat tersebut rasional, penuh perhitungan, dan sudah dikalkulasi untung ruginya bagi perusahaan.
5. Team Training
Dalam sebuah perusahaan karyawan tidak hanya dituntut untuk bekerja sendiri namun juga bekerja secara tim dalam sebuah divisi, bagian, dan bahkan dituntut untuk bisa bekerja dalam keseluruhan tim organisasi perusahaan. Training SDM yang satu ini ditujukan bagi sekelompok karyawan agar mereka bisa terbiasa bekerja dalam tim, mampu menempatkan diri dalam sebuah tim, dan mampu bekerja sama dengan anggota tim yang lain sehingga pekerjaan dan tujuan bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif.

Sumber: